Jurika Fratiwi Ajak Presiden Percepat capaian Kesetaraan Gender Wujud Komitmen Bersama PBB

    Jurika Fratiwi Ajak Presiden Percepat capaian Kesetaraan Gender Wujud Komitmen Bersama PBB

    JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Jurika Fratiwi, SH., SE., MM., Ketua Komite Tetap Advokasi Perlindungan Hak Anak dan Perempuan, Pemberdayaan Perempuan KADIN, mengajak Presiden RI dan Pemerintah, untuk segera mengambil langkah konkrit dalam mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia. Pentingnya mempercepat pencapaian target kesetaraan gender. "Dengan menerapkan kebijakan yang tepat dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih adil dan setara bagi perempuan Indonesia, " ujar Jurika. 

    Waktu yang semakin singkat menuju tahun 2025 dan pentingnya mencapai target kesetaraan gender ditahun 2030 dengan komitmen capaian 50:50 sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Indonesia sudah menandatangani kesepakatan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 25 September 2015. Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla hadir dalam acara tersebut. 

     "Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai kesetaraan gender. Namun, kita perlu mengatasi berbagai tantangan seperti budaya patriarki dan streotip serta akses yang tidak merata terhadap pendidikan dan kesehatan, " pangkas Jurika yang juga menjabat juga menjabat Ketua Badan Pendidikan dan Pelatihan Perempuan Demokrat RI.
    Kesetaraan Gender sesungguhnya salah satu wujud  menghormati sejarah Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928 yang telah meletakkan dasar bagi perjuangan emansipasi perempuan di Indonesia.

    "Hari Ibu bukan hanya perayaan kasih sayang ibu, tetapi juga momentum bagi kita semua untuk merefleksikan perjuangan panjang perempuan Indonesia dalam meraih kesetaraan, saat ini banyak mengartikan  Hari Ibu  adalah Mother's Day, padahal ini adalah sebuah peringatan untuk mengingat sejarah sebuah momen ketika para ibu dari berbagai organisasi dan daerah menetapkan berbagai agenda kemerdekaan bangsa, dan perbaikan kualitas hidup perempuan pada Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta. Makna ini bukan berarti mengecilkan peran kaum ibu yang telah melahirkan, tetapi untuk memberikan ruang kepada seluruh perempuan, baik yang memutuskan menjadi ibu, ataupun yang memutuskan tidak menjadi ibu. Juga untuk perempuan yang sedang berjuang untuk keadilan dirinya, maupun orang lain.

    Belajar dari keberhasil negara yang kesetaraan gender dianggap baik, salah satunya adalah kudaya kesetaraan yang kuat, masyarakat di negara-negara Nordik memiliki budaya yang lebih terbuka terhadap kesetaraan gender, sehingga lebih mudah untuk mengubah norma-norma sosial yang diskriminatif.

    Contoh Kebijakan Sukses di Negara Nordik:
    Islandia: Memiliki undang-undang yang mewajibkan perusahaan swasta dengan lebih dari 25 karyawan untuk membuktikan bahwa mereka berusaha mencapai kesetaraan gender dalam hal gaji.
    Swedia: Menawarkan cuti orang tua yang sangat panjang dan fleksibel, sehingga orang tua dapat membagi waktu cuti sesuai dengan kebutuhan keluarga.
    Finlandia: Memiliki sistem pendidikan yang sangat baik dan inklusif, yang mendorong perempuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
    Negara Lain yang Menarik untuk Dilihat:
    Selain negara-negara Nordik, ada beberapa negara lain yang juga menunjukkan kemajuan signifikan dalam mencapai kesetaraan gender, seperti:
    Kanada: Memiliki kebijakan yang kuat untuk mendukung kesetaraan gender, termasuk undang-undang yang melarang diskriminasi gender.
    Selandia Baru: Merupakan salah satu negara pertama yang memberikan hak pilih kepada perempuan dan memiliki persentase perempuan di parlemen yang cukup tinggi.
    Pelajaran untuk Indonesia

    Indonesia dapat belajar banyak dari keberhasilan negara-negara lain dalam mencapai kesetaraan gender. Beberapa hal yang dapat dilakukan Indonesia antara lain:
    Menetapkan target yang jelas: Menetapkan target yang jelas dan terukur untuk mencapai kesetaraan gender dalam jangka waktu tertentu.
    Membuat kebijakan yang komprehensif: Menyusun kebijakan yang komprehensif yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi.
    Menerapkan kuota gender: Menetapkan kuota gender dengan serius dalam politik dan sektor publik lainnya. Jika perlu berikan sangsi jika tidak mengikuti kebijakan.
    Meningkatkan kesadaran masyarakat Melalui Media Sosial: Melakukan kampanye secara masif di media sosial hingga diplosok daerah, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender.
    Memberdayakan perempuan: Memberikan dukungan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik dan ekonomi.
    “Mencapai kesetaraan gender adalah sebuah proses yang panjang dan kompleks. Namun, dengan belajar dari keberhasilan negara lain dan dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan, Indonesia dapat mencapai tujuan tersebut” kata Jurika.

    Hari ibu adalah hari dimana kaum perempuan bisa saling merangkul satu sama lain, bersolidaritas dan berkolaborasi dan kaum pria mendukung  bersama pemerintah untuk sistem yang lebih baik” Jurika menutup wawancara. (***)

    jurika fratiwi
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Danskadron Udara 5 Pimpin Upacara Pemakaman...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Polsek Telukjambe Timur Laksanakan Patroli Dialogis di Interchange Karbar
    PWNU Riau Silaturrahmi Bersama LAM Riau, Abdul Halim Mahally: Akan Saling Bersinergi
    Giat Bhabinkamtibmas Hadiri Musdes APBDes 2025 Desa Pinayungan

    Ikuti Kami